Seno menjelaskan awal proses penulisan "Drupadi" dimulai sepanjang 1983-1984 saat dirinya mengisi rubrik khusus wayang di majalah mingguan Zaman. Bab pertama hingga keempat dimuat bersambung dari edisi 14 Januari sampai 11 Februari 1984, kemudian lanjutan ceritanya tersebar di berbagai media cetak sebagai cerita pendek, hingga 2014.
Penggambaran terhadap beberapa tokoh wanita dalam pewayangan Jawa pun tidak sepersis yang digambarkan dalam teks Mahabharata versi India. Sebagai misal: Drupadi, Arimbi, dan Srikandi. Dalam teks Mahabharata versi India, Drupadi merupakan istri dari Pandawa (Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa). Sementara dalam pewayangan Jawa, Drupadi
NAKULA yang dalam pedalangan Jawa disebut pula dengan nama Pinten (nama tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan sebagai obat) adalah putra ke-empat Prabu Pandudewanata, raja negara Astina dengan permaisuri Dewi Madrim, putri Prabu Mandrapati dengan Dewi Tejawati, dari negara Mandaraka.
Drupadi poliandri ala Seno ini pun tak senada dengan cerita wayang versi Jawa Baru yang menceritakan Pancawala adalah buah hubungan Drupadi dengan Yudhistira. Kisah Drupadi versi Seno ini pertama kali dimuat dalam majalah mingguan Zaman, seiring dengan kisah-kisah tokoh wayang lainnya seperti Aswatama, Karna, Kunti, Trijata, dan Wisanggeni
Vay Nhanh Fast Money.
cerita wayang drupadi dalam bahasa jawa